Apa Itu Alprazolam yang Ditemukan Polisi dalam Penangkapan Ardhito Pramono

Polisi menemukan obat alprazolam dalam penangkapan musisi sekaligus aktor Ardhito Pramono hari Rabu, (12/1/2022). Diketahui, sebanyak 12 butir pil alprazolam ditemukan sebagai barang bukti penangkapan Ardhito. Pil alprazolam itu ditemukan oleh Jajaran Satuan Reserse (Satres) Narkoba Polres Metro Jakarta Barat.

Ardhito sendiri ditangkap karena penggunaan narkoba di kawasan Klender, Jakarta Timur. Namun menurut penuturan Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes E Zulpan, alprazolam adalah obat. Ardhito pun memiliki obat itu berdasar resep dari dokter.

Lalu, apa itu alprazolam yang dimiliki Ardhito dan berasal dari resep dokter? Alprazolam adalah obat yang dipakai untuk mengobati gangguan kecemasan dan panik. Obat ini bekerja pada otak dan sistem saraf pusatuntuk menghasilkan efek menenangkan.

Dr. Hari Nugroho, pakar adiksi dari Institute of Mental Health Addiction and Neuroscience (IMAN) Jakarta menjelaskan bahwa alprazolam termasuk ke dalam obat golongan benzodiazepine atau obat anti cemas. “Alprazolam digunakan dalam dunia kesehatan yang harus didapatkan dengan resep dokter, namun demikian sering kali juga disalahgunakan,” kata Hari pada Kamis (13/1/2022), mengutip Penyalahgunaan alprazolam sangat mungkin terjadi, misalnya dengan cara mengonsumsi tidak sesuai petunjuk dokter atau menggunakan obat orang lain tanpa hak.

“Atau juga memang sengaja untuk mendapatkan efek high nya,” imbuh dr. Hari. Hari mengungkapkan, alprazolam yang disalahgunakan dapat menimbulkan gangguan penggunaan zat atau adiksi. “Ada yang menyalahgunakan alprazolam saja, namun ada juga yang menggunakan alprazolam sekaligus narkoba yang lain,” ujar dr. Hari.

Misalnya menggunakan narkoba jenis stimulan sabu, untuk mengatasi efek sabunya seperti tidak bisa tidur, yang bersangkutan menggunakan alprazolam. Tentu saja ada risiko kesehatan lain selain adiksi jika mengonsumsi aprazolam tidak sesuai petunjuk dokter. Terlebih jika digunakan bersama dengan zat lain seperti alkohol atau opioid.

“Dapat menimbulkan depresi pernapasan yang bisa berakibat fatal,” jelas Hari. Apabila seseorang telah mengalami gangguan penggunaan alprazolam atau benzodiazepine dan dihentikan secara tiba tiba, maka dapat mencetuskan withdrawal atau gejala putus zat. Akibatnya timbul kejang hingga mencetuskan gangguan kejiwaan bagi pemakainya.

Hari mengatakan, penderita gangguan penggunaan alprazolam atau benzodiazepine akan lebih baik jika dirawat oleh psikiater. Psikiater dapat membantu mengurangi gejala gangguan kecemasan dengan prosedur medis seperti psikoterapi. “Nanti kalau diterapi akan diberikan obat benzodiazepine jenis yang lain, yaitu jenis yang long acting , masa kerjanya panjang, kalau alprazolam sendiri termasuk yang short acting ,”jelas dr. Hari.

(*) Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *